Saturday 30 August 2014

HADAPI DAULAH ISLAMIYAH, Amerika Akan Jalin Kerjasama dengan Pihak Anti Daulah



SABTU, 04 DZULQA`IDAH 1435H / AUGUST 30, 2014

WASHINGTON (Panjimas.com) – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyatakan, pemerintahannya tidak memiliki rencana khusus untuk berperang melawan Daulah Khilafah Islamiyyah atau Islamic State (IS) yang dulu bernama Islamic State of Iraq and Syam (IS). Obama menegaskan belum memiliki strategi jitu guna menghadapi IS atau ISIS yang kini semakin kuat dan meluas.

Dalam analisisnya, satu pejabat senior Gedung Putih, Greg Botelho menyebutkan setidaknya ada lima cara yang bisa digunakan Obama dan Barat untuk mengatasi IS. “Memang ada pilihan-pilihan tetapi belum diputuskan,” kata Greg seperti dikutip dari CNN, pada Jum’at (29/8/2014).

Lima cara yang disarankan itu terdiri dari menggelar serangan darat ke basis-basis Daulah Islamiyyah, melancarkan serangan udara, mendukung dan bekerjasama dengan faksi-faksi anti- Daulah Islamiyyah di Suriah dan Iraq, memotong sumber pendanaan ISIS, dan terakhir membentuk koalisi internasional.

Greg menulis, serangan udara memang sudah dilakukan namun tidak seintensif dan segencar ketika Amerika menyerbu Afghanistan pasca peristiwa 9/11. Serangan udara yang lebih luas dan gencar akan memotong kekuatan IS baik di Iraq maupun Suriah juga sudah mulai dilakukan awal bulan Agustus 2014.

Untuk serangan darat, Obama memang belum membuat keputusan pasti. CNN menyebut serangan darat bisa menjadi opsi untuk digelar didahului serangan udara. Serangan darat yang dilakukan dengan intens akan berdampak besar terhadap gerakan IS yang sampai saat ini belum terbendung.

Greg menyarankan Obama dan Barat untuk memberikan dukungan penuh kepada faksi-faksi di Iraq dan Suriah yang anti terhadap Daulah Islamiyyah. Senjata dan peralatan tempur lainnya harus dipasok agar faksi-faksi ini mampu melawan ISIS, lanjut Greg.

Yang tidak kalah pentingnya, AS dan Barat harus memotong mata rantai pendanaan IS atau ISIS. Ladang minyak, pembangkit listrik, bank-bank sentral, dan penjarahan benda-benda kuno menjadi sumber keuangan IS menurutnya harus segera dihentikan.

Kini, IS yang dipimpin oleh Khalifah Ibrahim bin Awwad atau Abu Bakar Al-Baghdady muncul sebagai pejuang Islam terkaya dengan total kekayaan di atas 1 miliar dolar AS. Jumlah ini jauh lebih tinggi dari yang dimiliki Al Qaeda dan gerakan pejuang Islam lainnya. “Koalisi internasional pun bisa memainkan peran penting untuk mematahkan pergerakan ISIS,” kata Greg. [GA/rol/CNN]

No comments:

Post a Comment