Sabtu 3 Ramadhan 1436 / 20 Juni 2015 05:10
RIBUAN warga Palestina dari wilayah pendudukan Tepi Barat berbaris ke masjid Al-Aqsha di Yerusalem Timur untuk menandai shalat Jumat pertama di bulan Ramadhan.
Pria berusia lebih dari 40 tahun, anak di bawah 12 tahun dan wanita dari segala usia diizinkan oleh pemerintah Israel untuk memasuki Yerusalem Timur tanpa izin.
Syaikh Azzam al-Khatib, direktur jenderal urusan wakaf Muslim dan Al-Aqsha, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa sebanyak 220.000 jamaah shalat di Al-Aqsha pada Jumat pertama bulan Ramadhan.
“Ada sekitar 100.000 jamaah dari Tepi Barat dan Jalur Gaza yang akan tetap tinggal untuk Shalat Taraweh,” ujarnya.
Pihak berwenang Israel juga meningkatkan langkah-langkah keamanan di sekitar masjid dengan mengerahkan ribuan pasukan di sekitar lorong-lorong dan mendirikan penghalang jalan di pintu masuk Kota Tua Yerusalem.
“Ini pertama kalinya saya shalat di masjid Al-Asha dalam dua tahun terakhir karena Israel melarang kami shalat di sini,” Mohamed Maslmani, 43 tahun, mengatakan kepada Anadolu Agency. “Saya merindukan Kota Tua Yerusalem, bau pasar di sini, dan orang-orang yang ramah.”
“Butuh waktu tiga jam untuk sampai ke masjid Al Aqsha dari rumah saya di Nablus,” tambahnya, sembari mengatakan ia berencana untuk menikmati setiap menit di dalam masjid ikonik ini.
Salima Ahmad, 35 tahun, dari kota Tepi Barat, Jenin, mengatakan kepadaAnadolu Agency bahwa dia menangis ketika ia memasuki kompleks Masjid Al-Aqsha.
“Ini adalah perasaan yang tak terlukiskan bisa shalat di Al-Aqsha,” katanya. “Sayangnya, Israel hanya memungkinkan kami masuk masjid selama bulan Ramadhan.”
Dia berkata bahwa dia datang bersama suami dan tiga anaknya dengan harapan bisa menghabiskan sepanjang hari di dalam kompleks masjid.
“Setiap Jumat selama bulan Ramadhan, kami akan datang ke sini untuk shalat di masjid suci ini,” tambahnya.
“Ribuan orang dari seluruh negeri memasuki Yerusalem sejak pagi, membeli banyak hal dari pasar,” Ahmad Gaith, 55 tahun, seorang pedagang dari Kota Tua Yerusalem, mengatakan kepada Anadolu Agency.
“Kami menunggu Ramadhan setiap tahun untuk merasakan kehidupan di kota kami. Yerusalem tetap penuh orang selama 24 jam sehari,” katanya.
Israel juga memungkinkan sekitar 500 warga Palestina dari Jalur Gaza shalat di Al-Aqsha pada hari Jumat pertama Ramadhan.
“Aku tidak percaya bisa di Yerusalem dan melakukan shalat Jumat di Al-Aqsha,” Issam Zayyan, 55 tahun, dari kota Khan Younis Jalur Gaza.
Dia mengatakan itu adalah kunjungan pertamanya ke kota itu dalam 17 tahun terakhir. “Ini adalah hari terbaik dalam hidup saya.”[fq/islampos]