RAMALLAH - PALESTIN . Jawatankuasa Kebangsaan Palestin mengumumkan langkah tegas mereka untuk memboikot produk dikeluarkan enam syarikat utama Israel di seluruh Tebing Barat bermula hari ini.
Ketua jawatankuasa itu, Mahmoud al-Aloul memaklumkan peruncit diberi tempoh dua minggu untuk menarik balik kesemua produk dihasilkan firma Tnuva, Strauss, Osem, Elite, Prigat dan Jafora.
"Tindakan memboikot produk Israel perlu menjadi strategi yang jelas dan konsisten. Ia juga adalah sebagai tindak balas terhadap keputusan Tel Aviv yang berterusan membekukan hasil cukai milik Palestin," tegasnya.
Kelmarin, Ketua Pihak Berkuasa Kastam Palestin, Ibrahim al-Jazarah memberitahu bahawa mereka akan menyelia pelaksanaan arahan itu di kawasan di mana kesemua produk tersebut dihantar secara terus kepada peruncit. - Press TV
Liputan6.com, Kairo - Badai pasir menerjang Palestina,
Israel, dan Lebanon. Memicu polusi udara parah dan gelombang besar di
Laut Tengah (Mediterania).
Badai, yang terbentuk dari akumulasi
debu Gurun Sahara di Afrika Utara yang terbawa angin, membuat
pemandangan Kairo, ibukota Mesir, kelabu. Pun dengan Gaza, tempat jejak
kehancuran akibat agresi Israel terlihat di sana-sini.
Sementara,
Menteri Perlindungan Lingkungan Israel mengatakan, tingkat polusi udara
yang disebabkan badai pasir adalah yang terburuk dalam kurun waktu 5
tahun.
Juru bicara bandara Israel, Liza Dvir, mengungkapkan
penerbangan dari dan menuju kota resort Eilat di Laut Merah sementara
dihentikan akibat badai.
Namun, pesawat masih mengudara menuju
bandara utama, Ben Gurion di luar kota Tel Aviv. Kepolisian Negeri
Zionis itu juga mengintensifkan patroli untuk merespons kondisi darurat
yang disebabkan cuaca buruk.
Di Beirut, ibukota Lebanon,
gelombang kuat menerjang pagar, ubin, dan merusak bangunan yang
menghadang ke Laut Tengah. Badai juga memicu angin kencang, hujan, dan
turunnya salju di pegunungan.
Badan meteorologi Lebanon menyebut, kecepatan angin mencapai 60 mph atau 96 kilometer per jam.
Putra
Mahkota Inggris, Charles yang sedang mengunjungi Al-Ula, Arab Saudi
juga terimbas cuaca buruk tersebut. Pesawatnya yang membawanya beruntung
bisa mendarat dengan selamat.
Saat keluar dari pesawat jet
sewaan yang membawanya, Charles melaporkan pada Pengeran Arab, bahwa
pendaratan berlangsung bergelombang. Angin mengombang-ambingkan pesawat
di langit.
Kombinasi angin kencang dan badai pasir membuat pilot
kesulitan mendarat. Saat Charles dan pangeran Arab berjalan ke sebuah
pemukiman Abad ke-6 di Al-Khuraibah, di mana dinding kuno setinggi 3
meter masih tegak berdiri, kepulan badai pasir menerjang rombongan kedua
pangeran itu.
Charles melempar guyonan, "Anda tak keberatan saya tetap memakai kacamata hitam? Sebab, debu bisa saja masuk ke mata saya."
(Foto: Badai di Gaza, Palestina)
Badai
pasir kali pertama menerjang Mesir, menghentikan sementara penerbangan
di Bandara Internasional Kairo. Pun dengan dua pelabuhan.
Ihab
Mohieddin, kepala badan penerbangan Mesir mengatakan, keberangkatan di
Bandara Kairo relatif tak terganggu, namun untuk ketibaan sempat ditunda
hampir 70 menit karena jarak pandang yang berkurang drastis.
Ia
menambahkan, selama penutupan aktivitas udara, 4 penerbangan dialihkan
ke bandara lain. Sementara, penerbangan kelima berbalik arah ke Amman,
Yordania.
Sementara, bandara tersibuk kedua di Alexandria
ditutup baik untuk keberangkatan maupun ketibaan. Pesawat dialihkan ke
bandara lain yang tak terdampak badai. Pelabuhan Alexandria dan Dekheila
juga sempat ditutup sementara.
Gelombang tinggi penerjang tepian Semenanjung Sinai, dekat kota
resort Dahab, memaksa petugas penyelamat menyelamatkan penyelam dan
mereka yang sedang berenang di pantai.
Seorang penyelam Jepang, yang terjebak di tengah gelombang tinggi, tertangkap kamera sedang dievakuasi rekannya yang lain. (Yus)
Menteri Luar Sweden, Margot Wallstrom (dua kiri) dan Abbas semasa perasmian Kedutaan Palestin di Stockholm, kelmarin.
STOCKHOLM - SWEDEN . Palestin membuka Kedutaan pertamanya di Eropah Barat iaitu di ibu negara Sweden, Stockholm, kelmarin. Perkembangan terbaharu itu mencetuskan kemarahan Israel.
Pembukaan pejabat kedutaan itu diumumkan beberapa bulan selepas Sweden secara rasmi mengiktiraf Palestin sebagai sebuah negara.
Perkara itu disahkan Duta Palestin ke Rusia, Fayed Mustafa.
Beliau berkata, keputusan untuk membuka Kedutaan di negara berkenaan muncul ketika Presiden Mahmoud Abbas melakukan kunjungan ke Sweden bermula hujung minggu lalu.
"Kami berharap tren untuk mengiktiraf Palestin sebagai sebuah negara terus berkembang di Eropah.
"Sweden sudah membuat langkah besar ke arah itu," ujar Mustafa.
Dalam perkembangan berkaitan, kerajaan Sweden berikrar untuk meningkatkan bantuan kewangan kepada rakyat Palestin.
"Proses pembinaan Palestin perlu diteruskan," kata Perdana Menteri, Stefan Lofven semasa mesyuarat dengan Abbas.
Sweden dilaporkan merancang meningkatkan bantuan kewangan berjumlah AS$179.74 juta (RM644.6 juta) untuk tempoh lima tahun akan datang. - Press TV