Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) pada 1 Juli 2015 telah merilis video terbaru berisi ancaman kepada warga Jalur Gaza. Tiga anggota ISIS dengan membawa senjata AK47 berbicara dalam video berdurasi 16 menit itu, dengan target bicara Hamas yang disebut sebagai ‘kekuatan tiran’.
“Kami bersumpah kami akan membalas dendam,” kata mereka.
Para anggota ISIS itu menyebut Hamas yang selama puluhan tahun membela Jalur Gaza dari agresi Israel dengan sebutan “tiran Hamas” dengan alasan Hamas telah bekerja sama dengan Iran dan Hizbullah dalam perjuangan membebaskan Palestina . Menurut mereka, point utama jihad bukan untuk ‘membebaskan tanah’ tetapi untuk ‘menegakkan hukum Tuhan’.
Meskipun mereka juga berkata ‘akan mengusir Israel’, namun sebagian besar isi video adalah mengancam Hamas dan warga Jalur Gaza.   Mereka berkata, “Aturan Syariah akan dilaksanakan di Gaza. …Kami bersumpah bahwa apa yang terjadi di Suriah, dan khususnya kamp Yarmouk, akan terjadi di Gaza. …Kami akan membiarkan anak-anak dan orang tua menangis, sama seperti yang kita lakukan di kamp Yarmouk.”
“Aku bersumpah demi Tuhan kami akan melakukan hal yang sama seperti yang kita lakukan di Yarmouk kamp, ​​kami akan mengulanginya di Gaza, kami akan mengubah Gaza menjadi cabik dan darah.”
Yarmouk adalah sebuah kamp untuk para pengungsi Palestina di Suriah. Rakyat Palestina tinggal di kamp selama puluhan tahun dengan aman. Di dalamnya, terdapat sekolah, masjid, rumah sakit dan berbagai faslilitas umum lainnya. Seorang warga Palestina yang menetap di Suriah dan kini aktif berjuang di media pernah berkata: “Bagi warga Palestina, hidupnya  di Suriah 1000x lebih baik daripada hidup di negara penampungan lainnya”. Suriah, melayani rakyat Palestina selayaknya warga sendiri. Segala fasilitas yang diberikan untuk Suriah, juga diberikan kepada rakyat Palestina. Meski statusnya adalah pengungsi, rakyat Palestina boleh memiliki properti di Suriah.
Anehnya, kamp ini justru diserang oleh ISIS. Pada Mei 2014, ISIS telah menguasai lebih dari 90% Kamp Yarmouk, sekitar 100 pengungsi Palestina diculik, dua anggota kelompok Hamas dipenggal. Kebiadaban ISIS yang mengeksekusi anggota Hamas, dan jatuhnya korban jiwa dalam pertempuran di Yarmouk, telah mengakibatkan kemarahan yang luar biasa di Jalur Gaza. Ratusan pendukung Hamas bersumpah akan membalas dendam — balas dendam atas darah yang tertumpah – terhadap ISIS.
Di awal konflik, seringkali kelompok pendukung teroris dari berbagai faksi baik itu Free Syrian Army, Jabhat al-Nusra, ataupun ISIS (yang saat itu masih akur) menyatakan dengan lantang bahwa tujuan mereka menggulingkan Bashar al-Assad atau menguasai Suriah, adalah untuk membebaskan Palestina. Argumen yang jauh dari logis dibangun untuk meyakinkan masyarakat bahwa pihaknya merupakan pejuang yang berjihad di jalan Allah.
Sejak satu setengah tahun yang lalu, LiputanIslam.com sering mengungkapkan fakta dalam rubrik Tabayun bahwa ISIS dan para ‘mujahidin’ Suriah bekerja seiring sejalan dengan kepentingan Israel. Bahkan ‘mujahidin’ yang terluka pun dirawat di rumah sakit Israel. Kini, dunia bisa melihat seterang-terangnya, siapakah jati diri mereka yang sebenarnya. Alih-alih mengayomi penduduk Palestina, Kamp Yarmouk malah dijadikan lokasi perang antar berbagai faksi, dan tak jarang pengungsi Palestina dijadikan tameng hidup. Alih-alih menyerang langsung Tel Aviv, mereka malah mengancam akan menjadikan Jalur Gaza sebagai lautan darah.