Saturday, 19 July 2014

KELAHIRAN BANGSA BARU



Gambar di atas adalah Peta Palestin sebagai sebuah bangsa yang baru yang dimuat di koran New York Tribune pada 17 Juni 1917.

Palestine selama 700 tahun di bawah kekuasaan Khalifah Usman atau dikenal sebagai Ottoman Emperor atau Ottoman Caliphat. Wilayah pemerintahan Khalifah Usman membentang dari Arab Peninsula (Semenanjung Arab) hingga ke negeri-negeri di sebelah barat (Maghribi).

Setelah Perang Dunia pertama berakhir, Palestine berada di bawah mandat Inggeris. Berdasarkan perjanjian Franco-British, wilayah Syam yang meliputi Syiria, Lebanon, Jordania dan Palestine dibagi-bagi. Lebanon dikuasai oleh Perancis sedangkan selebihnya dikuasai oleh Inggeris.

Sebelum kekuasaan inggeris di Palestine, beberapa delegasi yahudi dari eropa datang ke Adrianopel atau Istambul, ibukota Khalifah Usman menawarkan sejumlah hadiah kepada khalifah agar diberikan wilayah Palestine kepada mereka. Khalifah menolak hadiah tersebut. Sebaliknya mengatakan kepada delegasi yahudi eropa, bahwa wilayah Palestine adalah titipan atau amanah yang diberikan Allah Tabaraka wa Ta'ala. Tidak sejengkalpun tanah Palestine akan diberikannya. Yahudi itu kembali ke eropa dengan kekecewaan.

Ketika british menguasai wilayah Palestine, yahudi eropa kembali menghasud inggeris dengan maksud yang sama. Ketika itu, yang memegang mandat sebagai gubernur inggeris adalah Lord Balfour. Dengan kelicikan dantipu-daya, yahudi eropa berhasil mendapatkan wilayah di Palestine. Gelombang demi gelombang imigran berdatangan ke Palestine. Awal kedatangan mereka ke Palestine, yahudi membeli tanah-tanag orang Palestine. Yahudi adalah rentenir, yang bahasa keren sekarang disebut dengan Bankir, atau pemilik bank. Jadi tidaklah mengherankan dengan harta yang banyak, mereka mulai membeli tanah di Palestine. Sudah tentu juga dibantu oleh panjajah inggeris.

Deklarasi Balfour yang dikeluarkan Pasca Perang Dunia II adalah cikal bakal berdirinya negara israel. Yahudi semakin banyak yang berimigrasi ke Palestine. Ada tiga penyebab seakin banyak imigran yahudi mengalir ke Palestine. Pertama, karena propaganda dari Zionist. Kedua, karena yahudi sudah sangat menderita barada di bawah tekanan negara-negara eropa, terutama oleh negara Jerman. Ketiga, adalah rasa takut yang memuncak. Meskipun perang sudah usai dan hak-hak yahudi di eropa sudah dipulihkan, namun rasa takut akan mendapat perlakuan yang menyakitkan di masa datang, menyebabkan yahudi eropa berbondong-bondong menuju ke Palestine. Maka terbentuklah koloni-koloni yahudi di Palestine.

Koloni-koloni yahudi ini kebanyakan adalah para mantan tentara dari sekutu. Mereka memiliki senjata. Pada saat itu, dimulailah perampasan tanah-tanah orang Palestine. Mereka yang tidak mau menjual tanahnya akan dipaksa menuju ke timur, wilayah Syiria ayau Jordania. Banyak yang dibunuh jika tidak mau meninggalkan tanahnya. Akibatnya, terjadi eksodus besar-besaran penduduk Palestine ke wilayah Syiria, Jordania dan Lebanon. Sampai saat ini, para pengungsi di wilayah ini tidak memiliki hak sebagai warga negara. Ada sekitar 5 juta pengungsi yang sampai saat ini tidak memiliki kewarganegaraan.

Memang dilematis bagi negara-negara tersebut. Menjadikan para pengungsi Palestine sebagai warga negara, berarti mematikan perjuangan para pengungsi sebagai sebuah bangsa yang memiliki tanah air. Jika para pengungsi ini warga negara Syiria, Jordania atau Lebanon, maka mereka akan melupakan tanah airnya. Hal ini juga berarti menghentikan perjuangan Bangsa Arab akan tanah Palestine. Dan hal ini tentu saja menguntungkan israhell, karena status pengungsi yang selama ini mereka pegang yang sudah tidak ada. Para pengungsi sudah mendapatkan kewarganegaraan, menjadi penduduk tetap di negara tersebut. Klaim terhadap tanah mereka yang dirampas israhell bisa gugur. Oleh sebab itu para pengungsi hanya ditampung, entah sampai kapan.

Zionist degan propagandanya terus membujuk para yahudi yang dulunya mengalami diaspora (merantau ke berbagai belahan dunia) untuk kembali ke Palestine sebagai "Promised Land" atau Tanah Yang Dijanjikan. Akibat banyaknya imigran yang terus membanjiri Palestine sedangkan tanah yang dikuasai semakin berkurang, maka jalan satu-satunya adalah merekayasa konflik untuk bisa memerangi dan mengusir penduduk Palestine. Perang demi perang terjadi, pembantaian dan pengusiran terus berlangsung hingga saat ini.

Gaza adalah Satu Garis yang tersia di tepi laut Mediteran. Sedangkan sepotong tanah lainnya terpisah jauh diperbatasan Sungai Jordan yang dikenal sebagai Tepi Barat atau West Bank. Di tengahnya adalah tanah yang dikuasai israell. Otomatis penduduk Gaza terpisah dengan saudara-saudara mereka di Tepi Barat. Gaza, berupa strip atau yang tersisa masih juga ingin dicaplok israhell. Dengan dalih kematian tiga penduduk israhell, perang dimulai.
Apakah pembunuhan tiga penduduk israhell bujan rekayasa ??
Hanya Allah Tabaraka wa Ta'ala yag mengetahuinya.

No comments:

Post a Comment