Wednesday 21 October 2015

Akibat Intifadah : Warga Zionis-Israel Ramai-Ramai Meninggalkan Israel

Akibat Intifadah : Warga Zionis-Israel Ramai-Ramai Meninggalkan Israel

YERUSALEM (voa-islam.com) – Negara Zionis-Israel akan tamat. Gerakan jihad dan Intifadah yang sekarang berlangsung membuat rakyat Israel takut, dan merasa tidak aman. Jalan-jalan sepi. Warga Israel tidak berani keluar. Mereka tidak berani meninggalkan rumah mereka, kecuali hanya dengan pengawalan tentara.
Sudah terbetik kabar, bahwa warga Israel sudah mulai eksodus ke Amerika dan Eropa, serta Rusia. Mereka sudah tidak nyaman tinggal di Israel. Mereka takut melakukan aktifitas dann keluar rumah. Mereka tidak berani naik bus, kendaraan umum, dan bahkan menggunakan kendaeraan pribadi. Mereka takut diserang warga Palestina yang sangat marah kepada mereka.
Pasukan Zionis-Israel banyak yang stress, karena mereka harus menghadapi orang-orang sipil, yang hanya bersenjatakan batu, pisau dan pistol, bukan pasukan militer. Sehingga, pasukan Yahudi itu, menghadapi kebingungan dan tidak dapat bertindak dengan menggunakan senjatanya. Sementara itu, warga Palestina, tanpa henti terus merangsek dan menyerang tentara dan warga Yahudi di Yerusalem, Tepi Barat, dan Gaza.
Situasi di Yerusalem semakin meningkat eskalasi, dan membuat kondisi di wilayah itu, sangat berbahaya. Sewaktu-waktu dapat meledak dalam skala yang sangat luas. Karena penduduk Yordania, yang mayoritas warga Palestina, mereka mulai dalam partisipasi menyerang pasukan Israel, dan ikkut masuk di dalam kancah perlawanan di Yerusalem.
Dibagian lain, Sekjen PBB Ban Ki-moon memperingatkan akan terjadi "eskalasi berbahaya" di kawasan itu. Ban Ki-moon mendesak Israel dan Palestina bergerak cepat menenangkan warga Israel dan Palestina, sesudah terjadi “revolusi” dan “intifadah' yang sudah berlangsung hampir tiga minggu. Ban Ki-moon berkujung ke Yerusalem ditengah berkecamuknya kerusuhan Yerusalem, Selasa, 20/10/2015.
"Kunjungan saya mencerminkan rasa kekawatiran yang sangat mendalam atas situasi yang terjadi di Yerusalem, dan ini merupakan keprihatinan yang masyarakat internasional (global), atas eskalasi yagn sangat berbahaya, yaitu kekerasan antara Israel dan Palestina," katanya Ban kepada wartawan setelah bertemu dengan Presiden Israel Reuven Rivlin.
Ia memperingatkan: "Jika kita tidak bertindak cepat, dinamika di lapangan hanya akan bertambah buruk."
Ban akan bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Rabu pagi.
Kekerasan, termasuk gelombang aksi perlawanann oleh warga Palestina terhadap Israel dengan melakukan penusukan pisau, senjata dan serangan dengan menabrakan mobil terhadap warga Israel, telah menimbulkan ketakutan, kekhawatiran dan kecemasan serta rasa tidak aman dikalangan warga Israel. “Ini benar-benar pemberontakan massal rakyat Palestina”, ujar warga Yahudi di Yerusalem.
"Hal ini jangan sampai terlambat mengatasinya, karena harus ada upaya untuk menghindari krisis yang lebih luas," kata Ban, mendesak upaya perdamaian baru, di mana sebelumnya perundingan perdamaian telah berhenti, akibat sikap Perdana Menteri Israel Netanyahu, yang sangat menolak setiap usulan fihak Palestina.
"Dalam pertemuan saya hari ini dan besok, dengan kepemimpinan Israel dan Palestina, saya akan menarik semua fihak melakukan upaya bersama membatasi insiden kekerasan baru di kedua sisi ... Kita tidak harus membiarkan ekstrimisme dari kedua belah fihak, atau mereka yang meyakini dan percaya kekerasan sebagai jalan keluar atas persoalan di Palestina, dan ini akan membakar konflik ke selulruh kawasan Timur Tengah”, cetusnya."
"Kita harus, memikirkan masa depan anak-anak kita, dan harus mengindari terjerumus ke dalam jurang yang berbahaya ini, dan mencari solusi melalui bentuk dua negara, dan memimpin orang-orang yang terlibat dalam konflik kembali ke jalan menuju perdamaian."
Namun, semua perdamaian sudah ditutup oleh rezim Zionis-Israel, dan kelompok ultra sayap kanan telah berkuasa, dan mendominasi politik di Israel, dan tidak mungkin akan ada solusi damai. Kekerasan adalah pilihan dan rakyat Palestina melawan dan menghentikan kejahatan Zionis.
Menlu Amerika Serikat John Kerry, yang menjadi anggota Ilumintani, terus berusaha membujuk Presiden Mahmud Abbas, agar warga Palestina di Tepi Barat, menghentikan aksi mereka melawan Zionis.
Tapi, warga Palestina sudah bertekad mereka akan mengenyahkan Israel dari tanah air mereka, berapapun bayaran yang harus mereka bayar.
Fatwa para ulama yang mewajibkan berjihad melawan Zionis, mulai dari Sheikh Qardhawi, Saad Shalah, sampai ulama Saudi sudah menfatwakan jihad melawan Zionis. Perang melawan Zionis, bagian skenario dari Allah Azza Wa Jalla, menghadapi akhir zaman. (mashadi/voa-islam.com)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/intelligent/2015/10/21/40003/akibat-intifadah-warga-zionisisrael-ramairamai-meninggalkan-israel/#sthash.R864aixE.RFz4EHNf.dpuf

No comments:

Post a Comment