Monday, 4 April 2016

Masya Allah..!! Kisah Mujahid GAZA Dibantu "SUARA & Pasukan GHAIB" Melawan ISRAEL







GAZA, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360KM persegi. Berada di Palestina Selatan, “potongan” itu “terjepit” di antara tanah yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania, serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya.

Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel tidak mampu.

Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini.

Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis Israel semakin menguat.

Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka “mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan cadangannya.

Namun, sekali lagi, Negara yang tergolong memiliki militer terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza.

Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para Mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia.

Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat.

Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para Mujahidin mampu membuat “kaum penjajah” itu hengkang dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata “kuno”.

Itulah bentuk pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diturunkan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas.

Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para Mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa peristiwa “aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para jurnalis, bahkan disiarkan para Khatib Palestina di khutbah-khutbah Jum'at mereka.

Wartawan kami, Thoriq, merangkum kisah-kisah “ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk para pembaca yang budiman. Selamat mengikuti.

Pasukan “Berseragam Putih” di Gaza
Ada “pasukan lain” membantu para Mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.

Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal al-Kasyif dan Jabal ar-Rais, tepatnya di jalan al-Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan dari pihak Zionis Israel.

Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.

Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin al-Aan, mengutip cerita seorang Mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam.

Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan.

Selama 3 hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong...!! Mereka itu berseragam putih...!!”

Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal.

Awalnya, sebuah ambulans dihentikan oleh sekelompok


pasukan Israel. Supirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah...?! Supir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma supir ambulans.”

Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana...?!”

Si supir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.

Suara Tak Bersumber
Ada lagi kisah karamah Mujahidin yang kali ini disebutkan oleh Khatib Masjid Izzuddin al-Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds.

Berita ini juga ditulis oleh Dr Aburrahman al-Jamal di situs al-Qassam dengan judul "Ayaat Ar-Rahman fi Jihad Al-Furqan" (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al-Furqan).

Sang Khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis Israel yang melalui jalan tersebut.

“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.

Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.

Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.

“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap Mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang Khatib.

Akhirnya sang Mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesualu yang “ajaib” terjadi.

Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter.

“Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata Mujahid itu lagi, melalui lidah Khatib.

Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya.

Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan, “Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan ber-istighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”

Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang hendak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan dahsyat Zionis Israel.

Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis..?” tanyanya.

“Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya.

Saksi Serdadu Israel
Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh Mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.

Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.

“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.

sumber : Islampos.com

No comments:

Post a Comment